Wednesday, 14 May 2008
JAKARTA -- PT Permodalan BMT berencana melakukan ekspansi pengembangan bisnis keuangan mikro syariah di Hong Kong. Perusahaan ini akan membuka kantor perwakilan di negara tersebut dan menargetkan konsumen tenaga kerja Indonesia di negara itu.
Rencananya, tim beranggotakan lima orang akan berangkat pada Jumat, hari ini. Selama 10 hari di negara tersebut, tim ini akan melakukan pengkajian berbagai kemungkinan pemberian layanan keuangan mikro syariah.
Perusahaan ini menargetkan memiliki layanan keuangan mikro syariah di negara itu dalam satu hingga dua tahun mendatang. ''Kita tengah mencari peluang di sana karena di Hongkong cukup banyak TKI,'' kata Direktur Utama PT Permodalan BMT, Saat Suharto kepada Republika, Kamis, (8/5).
Saat menyebutkan, berdasarkan pengkajian yang dilakukan, Tenaga Kerja Indonesia merupakan pendatang devisa kedua terbesar setelah minyak bagi Indonesia. Banyak dari mereka yang memiliki penghasilan cukup besar. Namun, akibat pengelolaan dana yang kurang baik, kondisi ekonomi mereka tetap saja miskin.
Untuk mengatasi hal itu, PT Permodalan BMT berencana mengembangkan bisnis keuangan mikro syariah di sana. Hal itu agar perusahaan bisa menawarkan sejumlah produk keuangan syariah sebagai media pengelolaan dana investasi tenaga kerja Indonesia. Dengan demikian, TKI diharapkan bisa memiliki kehidupan ekonomi layak setelah pulang dari negara rantauan.
Saat mengatakan, Permodalan BMT sangat ingin membantu para TKI agar mau berinvestas. Rencananya, dalam mengembangkan bisnis keuangan syariah di Hongkong, perusahaan ini akan bekerjasama dengan Dompet Dhuafa Republika Hong Kong. Di sana, Dompet Dhuafa memiliki sekitar 30 ribu jiwa TKI, yang merupakan mitra binaan. Para TKI tersebut rata-rata memiliki kemampuan simpanan bulanan sekitar Rp 3 juta.
Dompet Dhuafa akan membantu perusahaan untuk menyelesaikan persoalan perizinan dan legal pengembangan bisnis di sana. Menurut Saat, perusahaan akan menawarkan dua macam produk investasi syariah bagi TKI. Kedua produk itu adalah produk investasi serba guna bernama dompet investasi dan produk investasi pemilikan rumah bernama home sweet home (HSH).
Dengan dompet investasi, TKI bisa menginvestasikan penghasilan mereka secara rutin dengan return kompetitif sekitar 10 hingga 11 persen. Sedangkan, dengan HSH, TKI bisa menabung terlebih dahulu sejumlah uang hingga mencapai batas minimal untuk bisa membeli rumah di kampung halamannya.
Saat mencontohkan, jika seorang TKI sudah mengumpulkan dana Rp 30 juta, dana ini bisa jadi uang muka untuk pembelian rumah. ''Kekurangannya kita biayai sebagai pembiayaan syariah,'' ujarnya.
Mengenai simpanan HSH, Saat menyebutkan, TKI tetap mendapatkan hak memperoleh return saat menabung pertama hingga saldo minimal pembelian rumah tercapai. Perusahaan memproyeksi return yang diberikan juga setara dengan return dompet investasi. PT Permodalan BMT merupakan perusahaan permodalan bentukan berbagai baitulmal wattamwil (BMT). Saat ini, perusahaan memiliki modal dasar sebesar Rp 34 miliar. Sedangkan, modal disetor tercatat sebesar Rp 13 miliar.
0 komentar :
Posting Komentar