DUNIA sepertinya sedang memasuki era hilirisasi secara massal. Beberapa negara tidak ingin lagi menjadi negara tertinggal dengan hanya mengekpor bahan baku. China tahun lalu mengetatkan ekspor material langka yang sangat diperlukan dalam pembuatan semokonduktor, badan pesawat dan perangkat elektronik. Indonesia juga memulai program hilirisasi yang melarang ekspor bahan baku tambang. Di lain pihak Iranpun melarang ekspor 50 bahan baku tambang, sebagaimana dilaporkan TradeArabia, Senin (29/10)
Iran yang masuk dalam negara Next Eleven (N-11) atau sebelas negara-negara yang bakal makmur di dunia, di samping , melangah ke level beikutnya menjadi negara maju dengan melarang ekspor bahan baku.
AS, Eropa dan Jepang sebagai negara dengan ekonomi terkuat di dunia juga telah melakukan hal yang sama atusan tahun yang lalu. AKibatnya negara-negara tersebut mengalami kemajuan ekonomi dengan eksploitasi bahan baku di negara-negara lain.
Beberapa negara di Teluk seperti Arab Saudi, UAE dan Qatar dikhabarkan pernah melarang perusahaan-perusahaan tambang dunia untuk eksplorai bahan tambang selain minyak dan gas di tanah air mereka.
Ternyata negara-negara tersebut mempunyai kekayaan tambang selain minyak dan gas yang sangat bernilai harganya seperti, titanium, aluminium, besi, emas dan lain sebagainya.
Selain melarang bahan baku tambang, Iran juga melarang ekspor gandum, gula, daging dan lain sebagainya sebagai bagain untuk meningkatkan stok pangan seiring dengan makin ketatnya sanksi ekonomi.
Akan tetapi, dikenai sanksi atau tidak sebenarnya tidak berpengaruh besar kepada ekonomi Iran. Bebeberapa negara yang secara de jure tidak dikenai sanki oleh AS, ternyata juga mengalami keterbelakangan ekonomi karena secara de facto, negara-negara tersebut sama saja efeknya dengan kena sanksi karena ekonominya dikuasai dan dekpsloitasi AS, Jepang dan Eropa.
Walaupun seringkali diberitakan akan hancur ekonominya, badan-badan dunia seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) melaporkan ekonomi iran tumbuh double setiap tahunnya.
Terlepas dari itu, pengetatakn ekspor bahan baku tidak saja dilakukan oleh Iran tapi juga oleh China, Indonesia, Brazil dan lain sebagainya.
Iran yang masuk dalam negara Next Eleven (N-11) atau sebelas negara-negara yang bakal makmur di dunia, di samping , melangah ke level beikutnya menjadi negara maju dengan melarang ekspor bahan baku.
AS, Eropa dan Jepang sebagai negara dengan ekonomi terkuat di dunia juga telah melakukan hal yang sama atusan tahun yang lalu. AKibatnya negara-negara tersebut mengalami kemajuan ekonomi dengan eksploitasi bahan baku di negara-negara lain.
Beberapa negara di Teluk seperti Arab Saudi, UAE dan Qatar dikhabarkan pernah melarang perusahaan-perusahaan tambang dunia untuk eksplorai bahan tambang selain minyak dan gas di tanah air mereka.
Ternyata negara-negara tersebut mempunyai kekayaan tambang selain minyak dan gas yang sangat bernilai harganya seperti, titanium, aluminium, besi, emas dan lain sebagainya.
Selain melarang bahan baku tambang, Iran juga melarang ekspor gandum, gula, daging dan lain sebagainya sebagai bagain untuk meningkatkan stok pangan seiring dengan makin ketatnya sanksi ekonomi.
Akan tetapi, dikenai sanksi atau tidak sebenarnya tidak berpengaruh besar kepada ekonomi Iran. Bebeberapa negara yang secara de jure tidak dikenai sanki oleh AS, ternyata juga mengalami keterbelakangan ekonomi karena secara de facto, negara-negara tersebut sama saja efeknya dengan kena sanksi karena ekonominya dikuasai dan dekpsloitasi AS, Jepang dan Eropa.
Walaupun seringkali diberitakan akan hancur ekonominya, badan-badan dunia seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) melaporkan ekonomi iran tumbuh double setiap tahunnya.
Terlepas dari itu, pengetatakn ekspor bahan baku tidak saja dilakukan oleh Iran tapi juga oleh China, Indonesia, Brazil dan lain sebagainya.
0 komentar :
Posting Komentar