Nahdlatul Ulama (NU) di Jakarta, Rabu (25/11) malam, menggelar peringatan 100 tahun KH Zainul Arifin, ulama dan tokoh nasional yang nyaris terlupakan.
Hadir dalam acara yang dilaksanakan Lajnah Taklif wan Nasyr (LTN) NU tersebut Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dan mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Selain itu, hadir Ketua DPR Marzuki Alie, Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Syaifuddin, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Achmad Mubarok, dan Ketua F-PKB DPR Marwan Jafar.
Dalam sambutannya, Hasyim mengatakan, peringatan tersebut harus dijadikan tonggak generasi saat ini untuk meneladani kepahlawanan mantan Wakil Perdana Menteri dan Ketua DPRGR di era Bung Karno itu.
"Ketulusan dalam perjuangan dan moral perjuangannya perlu dan harus kita teladani," katanya.
Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Syaifuddin mengatakan, meski merupakan tokoh besar, Zainul cenderung terlupakan, seolah tenggelam oleh tokoh NU sezamannya maupun yang belakangan, yang lebih dikenal.
"Padahal, sejarah mencatat beliau tokoh pertama NU yang menduduki jabatan eksekutif, yakni wakil perdana menteri di Kabinet Ali Sastroamijoyo," katanya.
Zainul juga merupakan tokoh NU pertama yang menduduki jabatan legislatif sebagai Ketua DPRGR. "Semoga ini tidak sekadar romantisme tapi menjadi teladan semua anak bangsa," katanya.
Hal senada dikemukakan Gus Dur, jasa Zainul terhadap negara sangat besar dan patut diteladani. "Warisannya yang masih diperingati sampai saat ini adalah Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan kabinet masanya," ujarnya.
Zainul juga mendirikan dan memimpin Laskar Hizbullah, salah satu milisi yang memainkan peranan penting di masa menjelang dan awal kemerdekaan.
Nama Zainul Arifin, yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional itu, juga terkenal saat peristiwa percobaan pembunuhan terhadap Bung Karno pada tahun 14 Mei 1962.
Saat itu, ketika sedang shalat Idul Adha, seorang anggota pemberontak kelompok Kartosuwiryo mencoba menembak Bung Karno, tetapi meleset dan mengenai Zainul.
Hadir dalam acara yang dilaksanakan Lajnah Taklif wan Nasyr (LTN) NU tersebut Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dan mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Selain itu, hadir Ketua DPR Marzuki Alie, Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Syaifuddin, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Achmad Mubarok, dan Ketua F-PKB DPR Marwan Jafar.
Dalam sambutannya, Hasyim mengatakan, peringatan tersebut harus dijadikan tonggak generasi saat ini untuk meneladani kepahlawanan mantan Wakil Perdana Menteri dan Ketua DPRGR di era Bung Karno itu.
"Ketulusan dalam perjuangan dan moral perjuangannya perlu dan harus kita teladani," katanya.
Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Syaifuddin mengatakan, meski merupakan tokoh besar, Zainul cenderung terlupakan, seolah tenggelam oleh tokoh NU sezamannya maupun yang belakangan, yang lebih dikenal.
"Padahal, sejarah mencatat beliau tokoh pertama NU yang menduduki jabatan eksekutif, yakni wakil perdana menteri di Kabinet Ali Sastroamijoyo," katanya.
Zainul juga merupakan tokoh NU pertama yang menduduki jabatan legislatif sebagai Ketua DPRGR. "Semoga ini tidak sekadar romantisme tapi menjadi teladan semua anak bangsa," katanya.
Hal senada dikemukakan Gus Dur, jasa Zainul terhadap negara sangat besar dan patut diteladani. "Warisannya yang masih diperingati sampai saat ini adalah Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan kabinet masanya," ujarnya.
Zainul juga mendirikan dan memimpin Laskar Hizbullah, salah satu milisi yang memainkan peranan penting di masa menjelang dan awal kemerdekaan.
Nama Zainul Arifin, yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional itu, juga terkenal saat peristiwa percobaan pembunuhan terhadap Bung Karno pada tahun 14 Mei 1962.
Saat itu, ketika sedang shalat Idul Adha, seorang anggota pemberontak kelompok Kartosuwiryo mencoba menembak Bung Karno, tetapi meleset dan mengenai Zainul.
0 komentar :
Posting Komentar