Kak Seto: Jadikan Sekolah Ramah terhadap Anak

SAAT ini, anak-anak telah dibebani dengan berbagai kurikulum yang tidak sesuai dengan kemampuan umurnya. Tak heran bila seringkali seorang anak malas sekolah dan malah gembira bila bolos atau libur sekolah. Karena itu, para guru diimbau dapat menjadikan sekolah ramah terhadap anak.

"Alangkah baiknya, kalau setiap libur sekolah, anak-anak menjadi rindu untuk kembali bersekolah dan kangen kepada gurunya," kata pemerhati dan psikolog anak Seto Mulyadi atau Kak Seto dalam talk show "Menyikapi Kekerasan terhadap Anak Usia Dini" di Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Sabtu (1/9).

Dia menyindir beberapa sekolah Taman Kanak-kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang menjejali anak untuk menguasai calistung (membaca, menulis, dan berhitung). "Padahal itu tugas untuk siswa sekolah dasar (SD)," katanya.

Menurut dia, sikap latah para guru TK dan PAUD itu disebabkan banyak sekolah-sekolah beken dan papan atas yang mewajibkan tes calistung pada anak usia dini. Tren ini memaksakan anak untuk mengkonsumsi sesuatu yang tidak pada waktunya.

"Jadi anak-anak banyak yang tidak betah di sekolah. Sekali gurunya tidak masuk kelas karena sedang rapat, mereka pada gembira dan berteriak horee," katanya.

Maka, sudah saatnya para guru menjadikan sekolah lebih ramah terhadap anak dengan cara pembelajaran yang menyenangkan.

Aktivis soal anak ini juga menyayangkan anak-anak balita pun saat ini cenderung dipaksa masuk sekolah. "Zaman sekarang anak bayi pun disuruh sekolah sehingga yang ada itu ngompol dan karut-marut," katanya.

Belum lagi, banyak sekolah yang tidak memperhatikan iklim mendidik di lingkungan mereka. "Anak di-bully oleh teman-temannya, sampai ada yang bunuh diri karena di-bully oleh teman-temannya belakangan ini," katanya. Bahkan, kata dia, pihaknya menemukan kasus anak TK tega bunuh diri karena dipaksa orangtuanya untuk sekolah TK.

Dia menjelaskan, dari pada menjejali anak usia dini dengan pelajaran yang berat, sebaiknya pada saat usia seperti itu diajarkan hal-hal yang lebih ringan, seperti etika, estetika, nasionalisme, dan kesehatan atau olahraga.

Dalam kesempatan ini juga, Kak Seto mengajak para guru dan orang tua untuk menghindari mendidik anak dengan kebiasaan yang buruk. "Coba tunjuk tangan, siapa di sini guru yang tidak pernah menjewer anak didik, atau membentak mereka bila tidak mengerjakan PR," katanya.

Kontan, para guru TK dan PAUD peserta talk show tersebut mengangkat tangan. Menurut Kak Seto, membentak dan menjewer para anak-anak usia dini merupakan bagian dari kekerasan terhadap anak.


Sumber

Share on Google Plus

About Redaksi

Kota Barus adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Indonesia. Ibukota kecamatan ini berada di kelurahan Padang Masiang. Kota Barus sebagai kota Emporium dan pusat peradaban pada abad 1 – 17 M, dan disebut juga dengan nama lain, yaitu Fansur.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :