Bupati Sergai Kukuhkan Pengurus Himasdat 2009 – 2014

Bupati Serdang Bedagai H.T Erry Nuradi mengingatkan seluruh elemen masyarakat Serdang Bedagai (Sergai) agar tidak menerapkan politik membelah bambu dalam menata kehidupan bersama. Etnisitas yang melekat di dalam diri merupakan sesuatu luar biasa jika dipergunakan dengan tidak mengunggulkan yang satu dan melemahkan yang lain.

“Tatanan kehidupan dalam suatu komunitas tidak bisa mengunggulkan yang satu dan melemahkan lainnya sebagaimana politik membelah bambu dengan mengangkat yang sebelah dan menginjak sebelah lainnya” ungkap Erry Nuradi dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Plt. Sekdakab Sergai Drs. H. Haris Fadillah, M.Si pada pengukuhan pengurus Himpunan Masyarakat Adat (Himasdat) Kabupaten Sergai periode 2009 – 2014 di Wisma Panti Amerta PTPN 4 Kebun Adolina Perbaungan, Jumat kemarin.

Menurutnya, eksistensi etnisitas bukanlah sekadar jati diri pada suatu kelompok masyarakat tertentu, tetapi etnisitas merupakan kekayaan budaya bersifat potensial dan dapat digunakan untuk kemajuan Kabupaten Sergai.

Pengembangan potensi seluruh etnis yang ada akan sangat mendukung kebijakan pembangunan di Kabupaten Sergai untuk merealisasikan visi daerah bermottokan “tanah bertuah negeri beradat” ini menjadi salah satu kabupaten terbaik di nusantara dengan masyarakatnya yang Pancasilais, religius, modern dan kompetitif, ujar Erry Nuradi.

Ditegaskan juga, perwujudan visi dan misi Kabupaten Sergai bukan semata-mata menjadi tugas pemerintah, apalagi Bupati dan Wakilnya, tetapi semua masyarakat Sergai harus mepunyai kepedulian dan komitmen kuat agar visi dan misi tersebut dapat tercapai. “Ketercapaian tujuan visi dan misi ini bukanlah semata untuk pemerintah kabupaten, tapi akan dipersembahkan kepada seluruh masyarakat Sergai” tandasnya.

Kepada seluruh pengurus Himasdat Sergai yang baru dikukuhkan, Bupati meminta agar lembaga tersebut dapat menjadi wadah untuk menjembatani persatuan etnis¨yang ada di Sergai dengan berupaya melihat persamaan dalam berbagai komunitas etnis.

Penyatupaduan Etnis

Sementara itu pada acara yang sama Ketua Umum Himasdat Sergai M Syahril Matondang menegaskan, lembaga ini merupakan upaya penyatupaduan etnis yang ada di Sergai dan tentu akan sangat positif bagi pembangunan di Sergai melalui kebersamaan.

Etnis-etnis yang terhimpun dalam Himasdat menurut Syahril Matondang sebanyak 18 etnis akan turut membangun keharmonisan serta mendukung secara penuh kebijakan pembangunan Pemkab Sergai mengingat visi dan misi yang dicanangkan Bupati Erry Nuradi dinilai sangat strategis.

Sedangkan Ketua Dewan Pertimbangan Tuanku Luckman Sinar Basarshah II menilai bahwa kehidupan bangsa ini sudah hancur porak poranda disebabkan landasan adat tidak lagi menjadi acuan. Untuk itu, Himasdat Sergai diharapkan mampu mengangkat kembali nilai adat istiadat di etnis masing-masing dengan 2 arah yakni, pemeliharaan jati diri dari masing-masing etnis dan menciptakan hubungan harmonis antar multi kultural di dalamnya dengan tahapan toleransi dan saling pengertian.

Sebelumnya, Ketua Panitia Daniel Sembiring didampingi Sekretarisnya Juniar Gultom menjelaskan, perjalanan pembentukan Himasdat mengalami pasang surut luar¨biasa. Banyak yang “tenggelam” dalam proses menakhodai Himasdat sejak 8 Mei 2009 lalu, meski akhirnya kerja keras panitia membuahkan hasil hingga pengukuhan.

Pengukuhan ditandai dengan pengucapan sumpah kesediaan dipandu Plt. Sekdakab Sergai Drs H Haris Fadillah, M.Si dan penyerahan pataka kepada Ketua Umum Himasdat M Syahril Matondang disaksikan Wakil Ketua DPRD Ibrahim Kholil, S.PdI dan Kepala Adat Kesultanan Serdang Tuanku Luckman Sinar Basarshah II.
Share on Google Plus

About Redaksi

Kota Barus adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Indonesia. Ibukota kecamatan ini berada di kelurahan Padang Masiang. Kota Barus sebagai kota Emporium dan pusat peradaban pada abad 1 – 17 M, dan disebut juga dengan nama lain, yaitu Fansur.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :