Amerika Disibukkan oleh Sabung Ayam

TIDAK hanya di Indonesia, sabung ayam ternyata sering digerebek di Amerika Serikat. Berbeda dengan Indonesia, sabung ayam di AS dilarang bukan karena aktivitas perjudian yang menyertainya tapi karena permintaan pencinta hewan yang merasa ayam tidak diperlakukan dengan sebenarnya.

Ksbw.com melaporkan Jumat (30/11), Kepolisian Hollister di California menangkap ajang sabung ayam yang dihadiri ratusan penonton dari Hollister, San Jose, Salinas, Gilroy dan Morgan Hill. "Ratusan penonton berhasil melarikan diri ke daerah-daerah sekitar," kata Animal Control Supervisor, Julie Carreiro. Walaupun begitu beberapa orang berhasil ditangkap.

Selain itu, di bulan yang sama, delapan orang diadili di Lake City dan dihukum denda US$1000 atas tindakan sabung ayam di Arkansas. Kejadian yang sama juga di  Los Osos, El Morro dan lain-lain. Organisasi The Humane Society menawaran hadiah US$5.000 bagi siapa saja yang mengetahui adanya perlombaan sabung ayam.

Sabung ayam dianggap merupakan olahraga tertua didunia. Olahraga ini sudah dimulai sejak 6000 tahun yang lalu di Persia. Kebudayaan Harappa di India sekitar 2500 SM juga telah mengenalnya. Olahraga ini juga populer di zaman Romawi dan Yunani di abad ke-5.

Indonesia sendiri juga mempraktekkannya. Di beberapa daerah menjadi bagian yang tak terpisahkan kebudayaan. Sampai-sampai Antropolog Clifford Geertz menuliskan esainya 'Deep Play: Notes on the Balinese Cockfight', untuk menggambarkan kultur sabung ayam di Bali.

Sama seperti bentuk perjudian yang terselubung lainnya, omset perjudian secara nasional, di Indonesia, pada sabung ayam tidak pernah dikalkulasi secara resmi. Sehingga studi mengenai dampaknya tidak pernah diketahui sebagaimana Forcast dan Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB) serta Togel yang sudah dilarang itu.

Namun sekedar informasi, sabung ayam pernah menjadi salah satu pemasukan negara dalam sejarah Indonesia. Pelancong Persia, Ibn Khordadbeh atau Abu al Qasim Ubaid'Allah ibn Khordadbeh, menceritakan bahwa seperempat dari penghasilan pajak yang diterima Kerajaan Sriwijaya berasal dari sabung ayam.

Sebagai gambaran, Ibn Khordadbeh menceritakan, Sriwijaya mendapatkan 200 mann setiap hari dari penerimaan pajak. Ukuran satu mann sama dengan 7,4 kg. Dengan demikian totalnya mencapai 1.480 kg per hari. Jadi penerimaan negara dari sabung ayam setara dengan 370 kg emas per hari, dan per tahunnya tentunya akan lebih banyak lagi.

Maka tidak heran para pelancong Arab tercengang melihat kebiasaan Raja Sriwijaya yang membuang satu batang emas ke laut per hari. Tulisan Ibn Khordadbeh dapat dilihat dalam buku yang menjadi pegangan para pelancong saat itu, mungkin seperti buku 'Lonely Planet saat ini, yang berjudul Al Masalik Wal Mamalik (The Book of Roads and Kingdoms) yang ditulis pada abad ke-9 M.

Share on Google Plus

About Redaksi

Kota Barus adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Indonesia. Ibukota kecamatan ini berada di kelurahan Padang Masiang. Kota Barus sebagai kota Emporium dan pusat peradaban pada abad 1 – 17 M, dan disebut juga dengan nama lain, yaitu Fansur.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :