BARUSNews | Sejumlah penyelenggara pendidikan di Kota Bekasi, Jawa Barat, mengaku kesulitan menyampaikan materi pelajaran kepada siswa akibat keterlambatan buku ajar yang sesuai dengan kurikulum 2013 dari pemerintah pusat.
"Buku ajar kurikulum 2013 yang sedianya dipasok dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan masih belum diterima. Padahal kegiatan belajar mengajar sudah efektif dua minggu pascalibur Idul Fitri," kata Humas SMAN 6 Kota Bekasi Paryono di Bekasi, Rabu.
Dia mengatakan, kurikulum 2013 baru diimplementasikan para pengajar di tahun ajaran baru 2014.
"Karena tidak ada buku, murid-murid sangat mengandalkan penjelasan dari guru. Sementara jika sudah menerima bukunya, mereka bisa mempelajari bahannya terlebih dulu di rumah dan menanyakan yang kurang dipahaminya saat pelajaran di kelas," katanya.
Lebih lanjut Paryono mengatakan, dengan diberlakukannya kurikulum 2013 ini, guru-guru SMAN 6 yang semula mendidik siswanya dengan beragam bentuk latihan soal, tak bisa lagi dilakukan kali ini.
Kurikulum 2013 yang menekankan pada penilaian nyata, kata dia, mendorong murid untuk lebih aktif berpikir dan mengembangkan penalarannya sendiri.
Selain di SMAN 6, kondisi sama juga terjadi di SMKN 9 Kota Bekasi.
Siswa-siswa di unit sekolah baru ini sama-sama menantikan datangnya buku pelajaran sesuai kurikulum 2013 dari pemerintah pusat.
"Sampai saat ini masih belum sampai, tapi dipastikan kami mendapat jatah. Mudah-mudahan segera tiba dan mencukupi untuk semua siswa," kata Pelaksana Tugas Kepala SMKN 9 Kota Bekasi Bo'an. (antara)
"Buku ajar kurikulum 2013 yang sedianya dipasok dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan masih belum diterima. Padahal kegiatan belajar mengajar sudah efektif dua minggu pascalibur Idul Fitri," kata Humas SMAN 6 Kota Bekasi Paryono di Bekasi, Rabu.
Dia mengatakan, kurikulum 2013 baru diimplementasikan para pengajar di tahun ajaran baru 2014.
"Karena tidak ada buku, murid-murid sangat mengandalkan penjelasan dari guru. Sementara jika sudah menerima bukunya, mereka bisa mempelajari bahannya terlebih dulu di rumah dan menanyakan yang kurang dipahaminya saat pelajaran di kelas," katanya.
Lebih lanjut Paryono mengatakan, dengan diberlakukannya kurikulum 2013 ini, guru-guru SMAN 6 yang semula mendidik siswanya dengan beragam bentuk latihan soal, tak bisa lagi dilakukan kali ini.
Kurikulum 2013 yang menekankan pada penilaian nyata, kata dia, mendorong murid untuk lebih aktif berpikir dan mengembangkan penalarannya sendiri.
Selain di SMAN 6, kondisi sama juga terjadi di SMKN 9 Kota Bekasi.
Siswa-siswa di unit sekolah baru ini sama-sama menantikan datangnya buku pelajaran sesuai kurikulum 2013 dari pemerintah pusat.
"Sampai saat ini masih belum sampai, tapi dipastikan kami mendapat jatah. Mudah-mudahan segera tiba dan mencukupi untuk semua siswa," kata Pelaksana Tugas Kepala SMKN 9 Kota Bekasi Bo'an. (antara)
0 komentar :
Posting Komentar